Saturday 22 March 2014

Membudayakan "Jazakallah Khairan" (dan Bagaimana Menjawabnya)





Assalamu alaikum warohmatullah wabarokatuuh,

Saudara-saudariku,
Sebaik-baik akhlak adalah akhlak Rasulallah SAW, dan semua sudah diberi contoh oleh Rasulullah SAW, termasuk dalam hal berterimakasih terhadap sesama atas kebaikan yang dilakukannya,

Rasululullah SAW bersabda,
"Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak berterima kasih kepada Allah." Kalimat ini adalah terjemahan dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.

مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ

"Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak berterima kasih kepada Allah"


(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)

Ada hadits lain yang senada dengan hadits di atas, yang juga berderajat shahih.

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

Tidak bersyukur kepada Allah, siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia. 

(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan oleh Al-Albani)

Diantara bentuk paling mudah dari berterima kasih adalah melalui ucapan. Minimal, melalui ucapan itulah seseorang berterima kasih kepada orang lain atas kebaikan yang telah ia berikan. Baik kebaikan itu berupa pertolongan, pemberian, maupun dukungan baik materi maupun non materi.

Membudayakan berterima kasih, dengan demikian adalah salah satu ajaran Islam. Namun, bagaimana ucapan terima kasih yang terbaik?

Rasulullah SAW menjelaskan dalam haditsnya :

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ

Barangsiapa diperlakukan baik oleh orang lain kemudian ia berkata kepadanya "jazaakallah khairan" (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka ia telah memujinya dengan setinggi-tingginya. (HR. Tirmidzi, Al Albani berkata: "shahih")

Dalam hadits lain disebutkan :

إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لأَخِيهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ

Jika seseorang berkata kepada saudaranya "jazaakallah khairan" (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka ia telah memujinya dengan setinggi-tingginya. (HR. Thabrani, Al Albani berkata: "shahih li ghairihi")

Demikianlah, jazakallah khairan adalah ungkapan terima kasih terbaik karena ia merupakan pujian tertinggi kepada saudara kita atas kebaikan yang telah dilakukannya. Ucapan jazakallah khairan itu juga merupakan doa baginya.

Bagaimana jika yang melakukan kebaikan itu adalah akhwat, mengingat "jazakallah khairan" adalah untuk ikhwan? Untuk akhwat adalah "jazakillah khairan". Jadi huruf "kaf" dikasrah. Pada ikhwan (bentuk mudzakkar) huruf "kaf" difathah.

Penggunaan "jazakillah khairan" ini seperti yang tercantum dalam hadits shahih Bukhari ketika Usaid bin Hudhair berterima kasih kepada Aisyah :

فَقَالَ أُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ لِعَائِشَةَ جَزَاكِ اللَّهُ خَيْرًا ، فَوَاللَّهِ مَا نَزَلَ بِكِ أَمْرٌ تَكْرَهِينَهُ إِلاَّ جَعَلَ اللَّهُ ذَلِكِ لَكِ وَلِلْمُسْلِمِينَ فِيهِ خَيْرًا

Sedangkan jika ucapan itu ditujukan kepada banyak orang (jamak) maka ia berubah menjadi "jazaakumullah khairan."

Terkadang kita jumpai, sebagian orang mengucapkan "jazakallah". Itu sebenarnya tidak lengkap karena artinya adalah "semoga Allah membalasmu". Kalau lengkap "jazaakallah khairan" artinya adalah "semoga Allah membalasmu dengan kebaikan." Kadang ada juga yang ditambahi "jazaakallah khairan katsiiran" artinya adalah "semoga Allah membalasmu dengan kebaikan yang banyak." Seyogyanya kita menghindari "jazaakallah khair" karena dalam gramatikal Arab artinya menjadi tidak jelas: "semoga kebaikan membalasmu dengan Allah."

Lalu bagaimana jika orang lain yang mengucapkan "jazaakallah khairan" kepada kita? Bagaimana jawaban "jazaakallah khairan" itu?

Sayangnya, dalam hadits tidak disebutkan jawaban dari jazakallah khairan, termasuk tidak disebutkan jawaban Aisyah ketika Usaid bin Hudhair mengucapkan jazakillah khairan kepadanya.

Sebagian ulama menjelaskan, memang tidak ada kesunahan jawaban tertentu untuk ucapan "jazakallah khairan." Sebagian ulama mempersilakan menjawab "aamiin" karena pada dasarnya "jazakallah khairan" adalah doa. Ada juga ulama yang mempersilakan menjawab dengan "afwan" karena ucapan "jazakallah khairan" itu adalah ucapan terima kasih (bentuk tertinggi pengganti "syukran"). Ada juga yang menggunakan "waiyakum" dengan maksud mendoakan kembali orang yang mengucapkan "jazakallah khairan."

Wallaahu a'lam bish shawab. Yang pasti, membudayakan "jazaakallah khairan" adalah lebih baik daripada "syukran" atau "terima kasih", khususnya diantara sesama ikhwah atau aktifis dakwah yang sama-sama mengerti tentang maksud dan dalilnya. Kepada masyarakat umum, tentu yang ideal adalah mengkomunikasikan dan mendakwahkan agar mereka mengerti. Tidak langsung memaksakan penggunaannya hingga menimbulkan kebingungan.
Dan semoga dengan tulisan ini, saudara-saudariku menjadi lebih memahami bagaimana "berterima kasih" atas kebaikan sesama muslim.

0 comments:

Post a Comment